7 Hal yang Menyebabkan Berhentinya Kehamilan, Apa Saja?

7 Hal yang Menyebabkan Berhentinya Kehamilan, Apa Saja?
Credits: Freepik

Bagikan :


Kehamilan menjadi sebuah momen yang membahagiakan dan dinanti-nantikan. Sayangnya, tidak semua kehamilan bisa berlanjut hingga persalinan dengan sehat. Sebagian kehamilan harus berhenti di awal kehamilan atau di pertengahan kehamilan karena berbagai hal.

Berhentinya kehamilan tidak hanya disebabkan oleh keguguran saja. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan berhentinya kehamilan, termasuk komplikasi kehamilan, problem hormon, paparan zat kimia, cedera, dan lain sebagainya. Di dalam artikel ini akan dibahas beberapa hal yang dapat menyebabkan berhentinya kehamilan sehingga Anda bisa lebih waspada untuk menjaga kehamilan yang sehat.

 

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik disebut juga kehamilan di luar kandungan. Kehamilan ini terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim, misalnya di tuba falopi, atau ovarium. Karena tuba falopi atau organ lain tidak didesain menampung embrio dan bisa meregang seperti rahim, kehamilan ektopik bisa sangat berbahaya bagi ibu. Kehamilan ini tidak dapat dilanjutkan karena dapat menyebabkan pendarahan atau pecahnya saluran tuba, sehingga harus segera dihentikan dengan pengobatan atau tindakan pembedahan.

 

Keguguran Spontan

Keguguran spontan biasanya terjadi saat kehamilan berusia masih sangat muda, di bawah 13 minggu. Keguguran ini biasanya terjadi apabila embrio tidak berkembang dengan baik akibat adanya kelainan kromosom, penyakit kronis yang sedang diderita, ketidakseimbangan hormon, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, kelebihan berat badan saat sedang hamil, infeksi penyakit, hamil di usia di atas 40 tahun.

 

Blighted Ovum (Kehamilan Kosong)

Blighted ovum atau lebih dikenal dengan istilah kehamilan kosong terjadi bila sejak awal kehamilan tidak ada embrio yang berkembang di dalam rahim. Pada awal kehamilan, Anda akan merasakan tanda-tanda kehamilan seperti pada normalnya, bahkan hasil test packpun akan menunjukkan hasil positif hamil, namun seiring dengan waktu hanya kantung kehamilan saja yang terus tumbuh, sedangkan embrio tidak.

 

Hamil Anggur

Hamil anggur atau disebut hamil mola adalah komplikasi kehamilan langka yang menyebabkan berhentinya kehamilan. Pada kehamilan ini hanya ada plasenta yang berkembang, atau plasenta dan embrio sama-sama berkembang namun kemudian embrio berhenti berkembang. Kondisi ini disebabkan oleh pembuahan yang abnormal, akibat kelainan jumlah kromosom.

 

Keguguran yang Terlewat

Keguguran yang terlewat menyebabkan berhentinya kehamilan yang biasanya terjadi di trimester pertama. Keguguran ini disebabkan oleh janin yang tidak terbentuk atau telah meninggal namun plasenta dan jaringan embrionya masih berada di dalam rahim. Jenis keguguran ini tidak menyebabkan gejala pendarahan atau kram seperti pada keguguran spontan, sehingga terkadang tidak disadari sampai Anda melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau bidan.

 

Keguguran yang Terlambat

Keguguran yang terlambat menggambarkan berhentinya kehamilan setelah minggu ke-13 dan sebelum minggu ke-20. Keguguran ini disebabkan oleh perkembangan janin yang abnormal yang biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau adanya cacat pada jantung. Beberapa kondisi kesehatan juga dapat menyebabkan keguguran yang terlambat, di antaranya seperti:

  • Hipertensi
  • Problem tiroid
  • Gangguan imun
  • Diabetes
  • Preeklamsia
  • Kondisi kelainan genetik
  • Infeksi saat kehamilan
  • Lahir Mati (Stillbirth)

Lahir mati adalah berhentinya kehamilan akibat janin meninggal di dalam kandungan setelah usia kehamilan 20 minggu. Sebagian besar penyebab berhentinya kehamilan ini disebabkan oleh adanya problem dengan plasenta, tekanan darah tinggi, infeksi, cacat lahir, dan pola hidup yang buruk.

 

Berhentinya kehamilan umumnya ditandai dengan rasa sakit parah di perut bagian bawah, pendarahan, atau tidak adanya pergerakan janin. Bila selama kehamilan Anda mengalami pendarahan terutama yang berwarna merah muda, atau merah segar disertai dengan rasa nyeri di perut, maka sebaiknya Anda tidak menunda memeriksakan diri ke dokter.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 02:12